Kemenpora bekerjasama dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) menyelenggarakan program Pelatihan Kepemimpinan Pemuda dalam Rumah Tangga (PKPRT) dalam rangka Hari Ibu ke-95 tahun 2023.
Banda Aceh - Kemenpora bekerjasama dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) menyelenggarakan program Pelatihan Kepemimpinan Pemuda dalam Rumah Tangga (PKPRT) dalam rangka Hari Ibu ke-95 tahun 2023. Kegiatan tersebut dilaksanakan di Hotel Ayani, Kota Banda Aceh pada hari Rabu (22/11). Peserta PKPRT yaitu pemuda-pemuda dari berbagai universitas di Kota Banda Aceh.
Materi program PKPRT kali ini yaitu tentang pengelolaan keuangan keluarga, hukum perkawinan, pola pengasuhan anak, dan reproduksi kesehatan yang disampaikan langsung dari narasumber yang berkompeten. Program PKPRT merupakan program pemuda untuk meningkatkan daya saing pemuda dan karakter kebangsaan serta implementasi meningkatkan kualitas keluarga, anak dan pemuda dalam rangka meningkatkan Indeks Pembangunan Pemuda (IPP). Berdasarkan data BPS, nilai IPP mengalami peningkatan sejak tahun 2020. Nilai IPP pada tahun 2020 yaitu 53,33, selanjutnya nilai IPP meningkat pada tahun 2022 menjadi 55,33. Pada tahun 2023 diharapkan nilai IPP menjadi 56,67. Domain indikator IPP yang saat ini masih menjadi perhatian adalah lapangan dan kesempatan kerja; partisipasi dan kepemimpinan; serta gender.
Amrina Habibi dari Dinas PPPA Kota Banda Aceh dalam sambutannya menyatakan terima kasih kepada Deputi Bidang Pengembangan Pemuda Kemenpora karena program tersebut sangat mendukung pemberdayaan perempuan di kota Aceh. Sesuai dengan tema Hari Ibu ke-95 yakni Perempuan Berdaya, Indonesia Maju maka dengan ada program ini dapat bertujuan mendidik perempuan Aceh untuk menyambut bonus demografi tahun 2045 agar kelak menjadi pemimpin masa depan.
Deputi Bidang Pengembangan Pemuda yang diwakili oleh Asisten Deputi Kepemimpinan Pemuda Subroto menyatakan pentingnya pemberdayaan perempuan di bidang ekonomi dan politik dalam kesetaraan gender pada saat ini. Berdasarkan data Bank Indonesia tahun 2021 bahwa dari 570 juta UMKM di Indonesia, 60 persen didominasi oleh perempuan di sektor kuliner, kriya dan fashion. Bahkan, pebisnis perempuan telah berkontribusi sebesar 9,1 persen dari PDB Indonesia.
Namun, peran perempuan dalam dunia korporasi (manajer) berdasarkan data WEF (World Economic Forum) tahun 2020 maaih cukup rendah yakni 3,3 persen dibandingkan negara China (9,7 persen) dan India (13,8 persen). Apalagi dengan negara Perancis (41 persen) atau Amerika (21,7 persen). Sedangkan berdasarkan WEF tahun 2020 untuk Index Global Gender Gap, Indonesia mengalami peningkatan score sebesar 0,70 dan menjadi negara 10 besar di Asia serta ranking ke-84 di dunia.
Namun dari indikator yang patut jadi perhatian adalah partisipasi perempuan di bidang ekonomi sebesar 61 persen dan bidang politik hanya 0,1 persen saja. Hal tersebut sesuai dengan data keterwakilan pemuda dan perempuan dalam legislatif. Indonesia bersama Malaysia dan Brunei berada dikisaran 3-5 persen. Berbeda dengan Filipina, Laos dan Kamboja sudah mencapai kisaran 20-30 persen. (Asdep Kepemimpinan/PAH/AL)