Dalam upaya meningkatan Indeks Pembangunan Pemuda (IPP) pada domain partisipasi dan kepemimpinan pemuda, Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) melalui Deputi Pengembangan Pemuda melaunching program Klub Bersama Cendekiawan (Klub Berkawan). Klub Berkawan adalah wadah bagi anak muda untuk belajar dan mengembangkan diri serta memperluas cakrawala pengetahuan dalam berbagai aspek kehidupan.
Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) melalui Deputi Bidang Pengembangan Pemuda menyelenggarakan rapat untuk memvalidasi hasil perhitungan Indeks Pembangunan Pemuda (IPP) Tahun 2023 di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Rabu (27/3) siang. Rencananya, hasil perhitungan nilai IPP tersebut akan dilaunching pada Bulan Mei 2024.
Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) melakukan upaya pengembangan karakter kepemimpinan dan mempersiapkan pemuda sebagai pemimpin dari lingkup sosial terkecil yakni keluarga melalui Pelatihan Keluarga Muda Berdaya.
Deputi Pengembangan Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Raden Isnanta membuka secara resmi Forum Kesukarelawanan Pemuda Tahun 2024 di Hotel Tara Jogjakarta, Senin (26/3) sore. Kemenpora terus mendorong forum komunitas kesukarelawanan sebagai wadah bagi pemuda untuk dapat saling bertukar gagasan terkait isu kesukarelawanan dalam penanggulangan kebencanaan serta menghimpun potensi kesukarelawanan pemuda.
Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) melakukan upaya pengembangan karakter kepemimpinan bagi pemuda dari entitas terkecil yakni keluarga melalui program pelatihan keluarga muda berdaya untuk mempersiapkan pemuda tangguh generasi emas di tahun 2045.
Menyadari bahwa pendidikan harus dapat dinikmati seluruh lapisan masyarakat terutama dari kalangan tidak mampu, mendorong pemuda asal Lampung Amin Khairudin memprakarsai pendirian sekolah swasta yang diberi nama SMK Yasfika Kalirejo.
Teguh Fajar Sentosa, pemuda asal Desa Rambata, Kecamatan Pejawaran Banjarnegara, Jawa Tengah, harus meninggalkan bangku sekolah pada 2017 akibat keterbatasan biaya. Ia pun kemudian memutuskan untuk belajar bertani dengan budidaya tanaman kentang, wortel, kubis, cabe dengan metode tumpeng sari.
Mahasiswi itu bernama Romlah. Pada kesempatan diskusi itu, Romlah mengatakan bahwa dia sudah merintis usahanya sampai dengan saat ini sudah bisa menghasilkan omset 30 juta/ bulannya. Sontak seluruh peserta yang hadir memberikan tepuk tangan sebagai tanda apresiasi.