BERAWAL dari keprihatinannya akan rendahnya minat generasi muda terhadap menenun, Rezki Amaliah pemuda asal Desa Mombi, Kabupaten Polewali Mandar Sulawesi Barat bersama beberapa temannya mendirikan sekolah menenun yang bertujuan mengajarkan keterampilan menenun kepada pemuda di desanya.
BERAWAL dari keprihatinannya akan rendahnya minat generasi muda terhadap menenun, Rezki Amaliah pemuda asal Desa Mombi, Kabupaten Polewali Mandar Sulawesi Barat bersama beberapa temannya mendirikan sekolah menenun yang bertujuan mengajarkan keterampilan menenun kepada pemuda di desanya.
Menurut Amaliah, kain tenun memiliki sejarah panjang yang mengakar dalam tradisi masyarakat Indonesia, terutama di Sulawesi. Kain tenun sebagai simbol identitas dan budaya, kain tenun mencerminkan cerita, kepercayaan, dan seni para pengrajinnya.
"Profesi menenun Lipa' Sa'be jarang diminati oleh generasi muda. Sementara, jumlah penenun di Sulawesi Barat semakin berkurang, dan rata-rata usia penenun yang ada saat ini berusia 40-80 tahun." kata Amelia.
Minimnya ruang belajar menenun menjadi salah satu faktor minimnya regenerasi penenun di Sulawesi Barat. "Sangat jarang sekolah formal ataupun non formal yang memberikan bimbingan menenun secara kontinu. Selain itu pendapatan yang minim menjadi salah satu alasan profesi menenun jarang diminati," tambahnya.
Karena ingin mempertahankan kebudayaan asli daerahnya, pada Desember 2021 Rezki Amelia mendirikan sekolah menenun di desanya. "Melalui sekolah menenun ini, saya ingin menciptakan wadah bagi generasi muda yang ingin belajar menenun," pungkasnya.
Upaya Rezki mendapatkan dukungan dari masyarakat Mombi yang secara sukarela membantu proses pembangunan ruang kelas belajar yang memanfaatkan kolong rumah Rezki.
Kegiatan sekolah menenun berlangsung setiap akhir pekan di hari Sabtu dan Minggu. Dengan didominasi pemuda warga desa Mombi. Sekolah Menenun ini mengajarkan pengetahuan dan teknik menenun Lipaq Saqbe atau kain tenun Mandar.
Proses pembelajaran di bagi Rezki dalam dua kelas, yakni kelas dasar dan kelas lanjutan. Kelas dasar diberikan materi pengenalan alat dan bahan, tahapan menenun, praktek menghani, praktik menggulung benang dan menenun dengan teknik dasar.
Sedangkan kelas lanjutan mdiberikan materi teknik mewarnai benang, membuat desain motif, praktik menenun teknik lanjutan, kelas bisnis dan presentasi karya menenun.
Setelah dua tahun berdiri, Rezki mulai mengembangkan bisnis di Sekolah Menenun dengan membentuk kelompok UMKM Warisan Tenun Negeri (Wangi). UMKM ini kemudian mempekerjakan empat penenun dan dua penjahit yang mana hasil produknya, yaitu kerajinan tenun sutra Mandar yang dipromosikan dalam berbagai pameran.
Sekolah Menenun yang dibangun Rezki pun memberikan multiplier effect bagi daerahnya. Tak hanya mengedukasi generasi mudanya, Rezki juga memberdayakan masyarakat setempat, khususnya para penenun yang mayoritas perempuan, sehingga menciptakan lapangan kerja hingga meningkatkan kesejahteraan keluarga.
Kendati demikian, Rezki masih banyak belajar dari para penenun yang menjadi motivasinya untuk terus maju. "Saya banyak belajar dari tangan-tangan para penenun, yang dari garis urat tangannya nampak ketekunan dan rasa tanggung jawab sebagai seorang ibu dan tanggung jawab sebagai seorang pewaris tradisi," ungkap Rezki, dikutip dari laman Instagram Kemenpora.
Dalam menjalankan upaya ini, Rezki juga memegang visi dan misi sosial, di mana ia tak hanya mencari keuntungan. Dari hasil penjualan produk tenun yang didapatkan, ia menggunakannya untuk kegiatan sosial dan pemberdayaan seperti kegiatan workshop peningkatan kapasitas dan kemampuan penenun, hingga pemberian sembako untuk para penenun.
Tercatat, hingga saat ini Sekolah Menenun yang didirikannya telah memiliki lima orang tenaga pengajar yang rutin menyampaikan materi, dan juga 300 peserta yang mengakses kegiatan di sekolah ini.
Berkat kiprahnya yang inspiratif, Rezki Amaliah memperoleh penghargaan Pemuda Pelopor dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) pada peringatan Hari Sumpah Pemuda tahun 2024. Ia terpilih sebagai wakil dari Sulawesi Barat dan meraih peringkat ke-3 Pemuda Pelopor Tingkat Nasional 2024 Bidang Pendidikan. (much).