Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) menggelar Coaching Clinic for The Coaches sebagai rangkaian kegiatan Piala Presiden U-12 tahun 2025. Kegiatan ini tidak hanya menyasar peserta turnamen, tetapi juga memberikan kesempatan bagi para pelatih untuk mendapatkan pengalaman serta pembelajaran baru. Coaching Clinic berlangsung pada Rabu (1/10) di D’Prima Surabaya.
Surabaya: Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) menggelar Coaching Clinic for The Coaches sebagai rangkaian kegiatan Piala Presiden U-12 tahun 2025. Kegiatan ini tidak hanya menyasar peserta turnamen, tetapi juga memberikan kesempatan bagi para pelatih untuk mendapatkan pengalaman serta pembelajaran baru. Coaching Clinic berlangsung pada Rabu (1/10) di D’Prima Surabaya.
Acara dibuka oleh Rika Aninggar, selaku Analis Kebijakan Ahli Muda pada Asisten Deputi Olahraga Pendidikan Kemenpora. Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya literasi fisik sejak usia dini. “Literasi fisik adalah kemampuan bergerak dengan percaya diri dan kompeten dalam berbagai aktivitas fisik. Literasi fisik di usia dini menjadi fondasi kuat bagi kesehatan dan kesejahteraan aktif seumur hidup. Kami mengembangkan instrumen terkait persepsi, pemahaman, dan partisipasi gerak. Mohon dukungan dari para pelatih agar dapat membantu mendata anak-anak sehingga program ini bisa berjalan lebih baik,” jelasnya.
Hadir pula Afif Kurniawan, M.Psi., Psikolog, yang membawakan materi Developing Mental Skills in Youth Athlete. Ia menekankan bahwa setiap pemain harus merasa memiliki kontribusi dalam tim. “Kuncinya adalah membuat pemain merasa punya peran penting di dalam tim. Tugas pelatih adalah jeli melihat kelebihan tiap pemain, bukan hanya fokus pada satu skill saja. Kontribusi sekecil apapun harus diapresiasi,” ujar Afif sambil mencontohkan pengalaman ketika seorang pemain dengan kemampuan bertahan luar biasa mampu menjadi penentu kemenangan meski hanya tampil dua menit terakhir.
Sementara itu, Coach Rahmad Darmawan memberikan apresiasi tinggi bagi para pelatih pembinaan usia dini. “Sesungguhnya para pelatih youth development adalah pahlawan yang dengan sabar dan tekun membangun karakter calon pemain hingga bisa menembus level senior. Para pelatih inilah pahlawan sejati dalam pembangunan sepak bola Indonesia,” tegasnya.
Ia juga menegaskan bahwa pembinaan sepak bola usia dini harus dilakukan secara menyeluruh. “Semoga materi tadi bisa menjadi bekal bagi para pelatih. Pembinaan ini sifatnya holistik, tidak hanya fokus pada fisik, tetapi juga pada mental. Keduanya harus berjalan seimbang,” tambahnya.
Melalui Coaching Clinic ini, Kemenpora berharap para pelatih mendapatkan bekal dan inspirasi baru untuk kembali diterapkan di daerah masing-masing. Dengan begitu, edukasi dan pengembangan pemain usia dini dapat berjalan berkesinambungan, sekaligus memperkuat fondasi sepak bola nasional. (als)