Bangun Ekosistem Inklusif, Kemenpora Gelar Bimtek Festival Olahraga Disabilitas 2025 di Kota Majalengka

Bukan sekadar rapat teknis, Bimbingan Teknis (Bimtek) Festival Olahraga Disabilitas yang digelar Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) di Majalengka, Selasa (30/9), menjadi momentum penting dalam membangun pemahaman bersama tentang olahraga inklusif.

Bangun Ekosistem Inklusif, Kemenpora Gelar Bimtek Festival Olahraga Disabilitas 2025 di Kota Majalengka Peserta bimbingan teknis Festival Olahraga Disabilitas di Kota Majalengka di Hotel Fitra pada Selasa (30/9)

Majalengka - Bukan sekadar rapat teknis, Bimbingan Teknis (Bimtek) Festival Olahraga Disabilitas yang digelar Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) di Majalengka, Selasa (30/9), menjadi momentum penting dalam membangun pemahaman bersama tentang olahraga inklusif. Bertempat di Hotel Fitra, kegiatan ini mempertemukan perwakilan NPC Kota Majalengka, guru-guru SLB, akademisi, hingga praktisi olahraga untuk memastikan festival disabilitas bisa berjalan bukan hanya meriah, tapi juga memberi ruang partisipasi setara bagi semua penyandang disabilitas.

Acara dibuka oleh Asisten Deputi Olahraga Layanan Khusus, Dadi Surjadi, S.Pd., M.Si. Dalam sambutannya, ia menegaskan bahwa bimtek ini menjadi bekal penting untuk memastikan festival yang akan digelar sehari setelahnya dapat berjalan lancar, sukses, dan memberikan manfaat nyata bagi para peserta disabilitas.

Hadir sebagai narasumber, Rektor Universitas Majalengka, Prof. Dr. Indra Adi Budiman, M.Pd., yang memaparkan materi bertajuk “Empowerment Through Sport: Menguatkan Pendidikan Inklusif dan SDGs bagi Disabilitas”. Ia menekankan bahwa olahraga bukan hanya aktivitas pelengkap, melainkan hak dasar warga negara sekaligus sarana pendidikan inklusif dan pemberdayaan sosial. Olahraga disabilitas, menurutnya, dapat menumbuhkan empati, kerja sama, dan sportivitas, sekaligus membuka peluang prestasi hingga ke level internasional seperti Peparnas, ASEAN Para Games, dan Paralympic.

Prof. Indra juga mengingatkan bahwa meski implementasi olahraga inklusif sudah berjalan lewat kebijakan dan program Kemenpora bersama SOIna, masih ada tantangan besar yang perlu diatasi, seperti keterbatasan sumber daya manusia, fasilitas yang ramah disabilitas, pendanaan, serta stigma sosial. “Olahraga inklusif berkontribusi nyata pada pencapaian SDGs, khususnya kesehatan, pendidikan berkualitas, kesetaraan gender, pengurangan ketimpangan, dan pembangunan komunitas berkelanjutan,” ujarnya.

Selain itu, Dr. Slamet Sukriadi, M.Pd. dari Universitas Negeri Jakarta turut memberikan penjelasan teknis terkait pelaksanaan festival. Ia menguraikan juknis pelaksanaan mulai dari registrasi, pemeriksaan kesehatan, hingga tata cara kegiatan cabang olahraga adaptif yang akan dipertandingkan, seperti atletik, para tenis meja, boccia, badminton adaptif, dan catur tuna netra. Slamet menekankan pentingnya kesiapan relawan pendamping, alur kegiatan yang ramah disabilitas, serta penggunaan metode evaluasi kebugaran seperti tes Rockport 1,6 km. Menurutnya, detail teknis ini bukan sekadar prosedur, melainkan kunci agar peserta dengan berbagai jenis disabilitas dapat berpartisipasi secara nyaman, aman, dan setara.

Festival Olahraga Disabilitas Majalengka 2025 sendiri dijadwalkan berlangsung Rabu, 1 Oktober 2025 di SLB Negeri Majalengka, dengan melibatkan ratusan peserta dari berbagai SLB di Kota Majalengka. Ajang ini diharapkan tidak hanya menjadi sarana rekreasi dan kompetisi, tetapi juga simbol komitmen bersama untuk membangun ekosistem olahraga inklusif yang berkelanjutan di Indonesia. (yn)

BAGIKAN :
PELAYANAN