Mewakili Deputi Pengembangan Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI), Asisten Deputi Kemitraan Pemuda Esa Sukmawijaya menyampaikan apresiasinya kepada semua pihak yang berkontribusi dalam mensukseskan Indonesia Australia Youth Exchange Program (AIYEP) 2024-2025.
Mataram - Mewakili Deputi Pengembangan Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI), Asisten Deputi Kemitraan Pemuda Esa Sukmawijaya menyampaikan apresiasinya kepada semua pihak yang berkontribusi dalam mensukseskan Indonesia Australia Youth Exchange Program (AIYEP) 2024-2025.
"Kita telah buktikan betapa kolaborasi pentahelix yang melibatkan pemerintah, akademisi, dunia usaha, komunitas, dan media merupakan kunci keberhasilan program ini," kata Asdep Esa pada jamuan makan malam yang merupakan fase akhir kegiatan pertukaran pemuda Indonesia - Australia di Hotel Lombok Raya, Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Senin (6/1) malam.
Ditambahkannya dengan kolaborasi yang solid dari berbagai pihak diantaranya pemerintah Provinsi NTB, Pemerintah Kota Mataram, komunitas, media, orang tua asuh dan masyarakat NTB telah menciptakan lingkungan yang kondusif bagi para delegasi AIYEP 2024-2025 untuk belajar, berinteraksi dan bertumbuh.
Acara jamuan makan malam sekaligus menjadi ajang perpisahan bagi delegasi AIYEP setelah satu bulan mengikuti seluruh rangkaian kegiatan di sekitar Kota Mataram diwarnai dengan tayangan video kilas balik yang mencuri perhatian hadirin.
"Kami sengaja berbagi audio visual berbagi pengalaman unik dan lucu. Kita lihat tadi ada yang naik mobil balap berkecepatan tinggi, latihan menari Saman secara mandiri, memeragakan tari daerah khas Sasak, ikut festival Kanari. Kesan individual itu agar menjadi milik bersama yang tak terlupa sebelum mereka kembali ke keluarga masing-masing," ujar Liaison Officer PPIA Ziadah.
Selain itu acara juga diisi dengan testimoni dari perwakilan orang tua asuh selama mendampingi para delegasi seperti yang dituturkan Ibu Jhono orang tua asuh Bronte dan Galuh.
Baginya menjadi orang tua asuh adalah pengalaman sangat berharga dalam menjalin kebersamaan dan akan selalu dikenangnya sepanjang hayat.
"Kami sangat senang melayani satu pemuda dari Indonesia dan satu dari Australia. Mereka belajar memasak, ikut acara-acara pengajian atau keluarga, wisata ke Sembalun, mau pakai pakaian adat, ngajar anak dan tetangga berbahasa Inggris, naik mobil sederhana. Pokoknya hebat banget," kenangnya.
Puncak acara ditutup dengan cultural performance dari para delegasi kedua negara. Mereka menampilkan tarian Saman yang merupakan tarian tradisional Aceh yang terkenal dengan gerakan serentak dan harmonis.
Penampilan tarian Saman bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga simbol dari kekompakan, kerjasama, dan kebersamaan yang telah terjalin erat di antara para delegasi selama menjalani program AIYEP.
Usai menampilkan tarian delegasi AIYEP berpamitan dengan orang tua asuh, supervisor, dan seluruh pihak yang telah mereka temui dan mendukung aktivitas selama di Mataram. Momen ini menandai berakhirnya fase program di Indonesia, namun diharapkan dapat menjadi awal dari jalinan persahabatan dan kerjasama yang lebih erat pada masa mendatang. (dok).